Meskihasil akhir belum secara resmi diumumkan, tetapi seluruh rangkaian cabang olahraga telah selesai digelar hingga Jumat (5/6/2022). Dilansir dari laman resmi
Misalnya jika kita berbicara tentang ijazah - 1, 2 dan 3 derajat, maka semua pemegangnya dapat dianggap sebagai pembawa status yang dipermasalahkan, meskipun ada perbedaan dalam
TimJudo Tuna Netra Indonesia dipastikan menjadi juara umum judo tunanetra dalam ASEAN Para Games XI 2022. Kontigen mengoleksi sembilan emas, lima perak, dan tiga perunggu. "Sebelum event ini, kami sempat ikut kejuaraan di Kazakhstan dan terdapat perbedaan tenaga serta daya tahan dengan lawan yang cukup terasa. Oleh karena itu, latihan
umummulai dari sekolah sampai perkantoran diliburkan dengan sistem Work from Home (WfH). Seluruh pemenang dan peserta akan mendapatkan e-sertifikat eksklusif. 9 HADIAH LOMBA VIDEO KREASI VLOG Kategori Pelajar 1. Juara 1 : Rp 3.000.000, 2. Juara 2 : Rp 2.000.000, 3. Juara 3 : Rp 1.500.000,
CLOSE Hai Phong, Tim dayung (rowing) Indonesia berhasil menjadi juara umum di cabang olahraga tersebut pada SEA Games 2021 Vietnam. Indonesia membuktikan keperkasaanya dalam persaingan cabor dayung di Asia Tenggara, hal tersebut setelah tim rowing sukses menjaga status juara umum SEA Games sejak 2013.
KONTINGENIndonesia resmi keluar sebagai juara umum ASEAN Para Games 2022 yang berlangsung di Solo, Jawa Tengah sejak 30 Juli hingga 6 Agustus 2022. Kepastian itu didapat setelah jumlah medali milik kontingen Indonesia sudah tak mungkin terkejar negara lain. Hingga Sabtu (6/8/2022) pukul 04.00 WIB, klasemen sementara perolehan medali yang
zSkh. gumantinr Kelas SMPPelajaran bahasa InggrisKategori rankKata kunci juara satu, juara umum, juara kelasPembahasanJuara satu first winnerRangking satu first rankJuara kelas champion of the classJuara umum general champion tetapi beberapa menyebut overall champion 3 votes Thanks 12
Kukayuh sepeda mini merah semangka ini dengan ragu. Akankah ibu menerima hasil raporku dengan antusias. Mengapa bisa begini? Kuingat-ingat lagi masa-masa sebelum ujian kenaikan kelas. Aku belajar dengan rutin, persis seperti yang dianjurkan ibu. Aku sangat suka belajar. Penggila buku. Sepertinya masih saja kurang. Padahal ibu sudah membeberkan cara menjadi juara 1 umum sempat menguping waktu ibu berkomentar bangga pada temannya yang sedang datang ke rumah kami. "Si Mia itu... baru kemarin buku-bukunya dibagikan guru, hari ini udah tamat semua dibacanya. Sampai lupa makan anak itu.""Taapii... kalau disuruh cuci piring, hmmh... susahnya minta ampun. Buku terus pegangannya." Aku tak tahu apakah bangga atau kesal karena tidak kubantu mencuci piring, hehe...Target dari Ibu Ilustrasi sepeda mini yang saya gunakan setiap hari ke sekolahAkhirnya sampai juga di rumah kami yang asri. Tangan dingin ibu menyulap rumah yang sebelumnya hanya bebatuan gersang, menjadi hijau dan elok dipandang mata. Ada suplir yang menjuntai cantik, ada pohon palem yang tak boleh kami robek, hehe... nakal ya tangannya suka iseng menjahili tanaman hias. Ada bunga bougenville dengan bunganya yang berwarna warni. Di jalan menuju teras ada sejenis saint paula yang berwarna merah tua di sisi kiri dan kanan, menambah asri taman kecil kami. Tentunya ada bunga-bunga mawar aneka jenis dan warna. Merah, pink, dan ibu romantis banget ya... pinter nanam mawar. Aku pernah mencoba menanam bunga ini di depan kamar kosku waktu kuliah di Jogja dulu. Membelinya pakai uang hasil memberi les privat, waktu membelinya kupilih yang kelopaknya lagi mekar-mekarnya. Ternyata salah, mestinya yang masih kuntum, jadi pas ibu datang, bunganya ingat, dulu belinya di penjual tanaman hias dadakan di bunderan UGM. Eh... tidak sampai seminggu kupelihara, bunganya layu dan tak berbunga lagi. Kecewanya aku... Padahal ketika itu ibu mau datang menengokku dari Medan. Gengsi tidak mau berkonsultasi sama ibu tentang bagaimana menanam dan merawat bunga mawar, waktu beliau datang aku dengan bangganya memamerkan mawar yang baru saja kubeli lagi. Apa komentarnya? "Ini pasti baru dibeli, kan... kamu kan gak bisa nanam bunga", hahaha... ketauan deh... Memang ya, seorang ibu pasti sangat hafal dengan anak-anaknya. Begitu pun di bidang pelajaran, tiap kami diberikan target untuk menjadi juara di kelas Nilainya SamaSesampainya di rumah kusandarkan sepeda ke dinding luar rumah. Dengan mata yang awas kucermati kalau-kalau ibu keluar menyambutku. Ups... ternyata memang benar. Sepertinya ibu sudah lama menanti kepulanganku dari sekolah. Dulu, untuk mengambil rapor akhir tahun tak perlu orang tua yang datang ke sekolah. Aku masuk ke dalam rumah dengan langkah satu-satu. "Eeeh...udah pulang anak Ibu. Gimana rapornya?" Deg! Aku kaget, tak menyangka kalau ibu sudah di depanku dan siap membuka laporan berisi nilai-nilai itu. Aku pasrah. Terserahlah ibu mau bilang apa. Yang penting selama ini aku sudah berusaha semampuku."Alhamdulillah... juara 1 umum lagi. Gitu dong, anak Ayah dan Ibu. Pinteeer... gak sia-sia kan selama ini Ibu suruh belajar, gak apa-apalah gak bantuin Ibu di dapur kalau bisa mempertahankan juara seperti ini". Huffhh...leganya aku. "Tapi, Bu... nilainya sama dengan juara 2, si Shinta, rival sekelasku. Aku jujur menyampaikan kenyataan ini."Kata Bu Guru karena untuk beberapa mata pelajaran kami sama-sama meraih nilai yang tinggi, akhirnya diumumkan juara satunya ada dua orang. Aku dan Shinta.", jelasku dengan terburu-buru. Meski ketika dihitung total skor secara keseluruhan di angkatan kami, nilaiku yang ya, aneh sekali. Masa' sih dalam satu kelas ada dua orang yang nilainya sama persis. Soal kehadiran, aku tanpa absen sama sekali. Kerapian seragam, wuih... hasil setrikaan ibu tiada bandingannya, licin rapi dan wangi."Kan... apa Ibu bilang, memang kamu itu kalau belajar... bla... bla... bla..." omel ibu padaku yang langsung lari ke kamar tidur. Aku sudah menyangka pasti begini. Ibu sangat perfeksionis. Ia akan marah kalau anak-anaknya tidak bisa meraih nilai sempurna. Padahal baru sekali ini terjadi yang begini. Cuma nilai yang sama, juara 1 umum tetap di tanganku. Wah, apalagi kalau sampai rangkingku turun jadi rangking dua? Pasti aku tak berani pulang ke rumah. Itulah ibuku. Ibu kami lima bersaudara. Tak hanya padaku ia bersikap tegas kalau soal meraih prestasi belajar. Pada Dila dan Kiki adikku yang nomor 3 dan 5 juga demikian. Alhamdulillah kami selalu langganan juara dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 SD. Meski dari kelas 3-6 SD aku pindah ke SD lain karena orang tua pindah terus sampai berlanjut di SMP dan SMA. Berkat motivasi yang tinggi dari seorang ibu hebat kami itu, dunia sekolahku tak pernah sepi dari prestasi. Namun saat aku menjadi ibu, cenderung tidak memaksakan anak-anak kami harus meraih ranking satu. Aku dan suami lebih menekankan agar anak mencintai proses sekolah anak-anak tidak lagi memberlakukan perangkingan, sehingga anak dapat belajar tanpa tekanan. Andaikan saat sekolah dulu sekolah saya sudah menerapkan sistem pembelajaran tanpa ranking, pastinya lebih menyenangkan. Tak perlu ada persaingan, karena setiap anak adalah bintang. Allah SWT mengaruniakan macam-macam kecerdasan, tidak melulu kecerdasan secara kognitif akademik. Hal terpenting ketika saya menjadi pendidik, penguasaan softskill bagi siswa dan mahasiswa. Bagaimana adabnya ketika berhadapan dengan orang lain, penyelesaian masalah, dan kemampuan berpikir karena artikel ini saya posting ulang dalam rangka membenahi artikel lama, baiklah saya bagikan juga cara menjadi juara 1 umum di Menjadi Juara 1 Umum Berdasarkan pengalaman saya saat sekolah dahulu, berikut cara menjadi juara 1 umum di sekolah, untuk semua tingkatan, baik SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi. Meski di universitas tidak bisa disamakan dengan sekolah menengah karena sistem pembelajarannya yang Ciptakan atmosfer orang-orang yang berprestasiTeman-teman yang rajin belajar, selalu bersemangat menyambut tugas dari guru layak dijadikan kawan berdiskusi. Hindari teman-teman yang malas dan lebih banyak mengeluh jika guru memberikan tugas. Karena akan memengaruhi motivasi dan semangat Miliki mata pelajaran unggulanKamu kurang menonjol di mata pelajaran Matematika? Tenang, tidak kiamat kok. Masih ada belasan pelajaran lainnya yang bisa kamu taklukkan. Seperti saya yang nilai berhitungnya 7-8 tidak 10 atau nilai sempurna, namun kalau pelajaran Bahasa Indonesia, sudah pasti saya bintangnya. Kuasai pelajaran yang diujikan secara nasional terlebih untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri. Sehingga sedari duduk di bangku sekolah sudah mempersiapkan modal ilmiah berupa nilai mata pelajaran unggulan, mental yang kuat, dan siap untuk menyongsong ujian Mengumpulkan tugas tepat waktuGuru paling senang dengan siswa yang selalu mengumpulkan tugas-tugasnya tepat waktu. Selain menaati arahan dan bimbingan darinya, guru juga merasa pengajarannya dinilai efektif diserap oleh siswa. Poin inilah yang menjadi salah satu komponen penilaian guru dan menjadi cara menjadi juara 1 Belajar untuk persiapan ujian sejak jauh-jauh hariAyo... siapa yang suka belajar dengan SKS Sistem Kebut Semalam? Memplesetkan kepanjangan yang semestinya yaitu Sistem Kredit Semester di level perguruan tinggi, SKS yang dimaksud di sini belajarnya dadakan H-1 belajar untuk persiapan ujian sejak jauh-jauh hari, jangan mepet banget satu hari sebelum ujian. Pastinya materi pelajaran banyak sekali, sehingga jika dikebut semuanya di malam sebelum ujian, pastinya tidak optimal. Yang ada malah lelah dan bisa-bisa stres karena khawatir tidak dapat menguasai keseluruhan Sesuaikan profil kamu menjadi sang juara 1 umumJika kamu ingin menjadi juara 1 umum, ada baiknya mencocokkan profil diri memang layak menjadi siswa berprestasi secara akademik. Seorang yang juara tidak melakukan hal-hal yang dilarang seperti menyontek, bolos, telat datang ke sekolah, teledor dalam menyetorkan tugas, dan hal tidak pantas menjadi juara 1 umum dari pengalaman saya waktu SD dulu yaitu, ciptakan atmosfer orang-orang yang berprestasi, miliki pelajaran yang unggul, mengumpulkan tugas tepat waktu, belajar untuk persiapan ujian sejak jauh-jauh hari, dan jangan lupa menyesuaikan profil kamu dengan sang juara 1 umum yang membanggakan kedua orang artikel saya kali ini, kenangan tentang masa-masa bagi raport saat SD dahulu dan cara menjadi juara 1 umum. Jika ada yang ingin kamu bagikan, silakan tinggalkan komentar di bawah ini ya, terima
Jakarta Perbedaan penyakit menular dan tidak menular dapat dilihat dari penyebab dan faktor risikonya. Ada banyak jenis penyakit menular dan tidak menular yang berisiko diderita seseorang. Penyakit menular dan tidak menular telah memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia setiap tahun. Namun, setiap jenis penyakit bermanifestasi berbeda. Perbedaan penyakit menular dan tidak menular penting dipahami agar dapat menentukan penanganan tepat. Perbedaan penyakit menular dan tidak menular dapat dilihat dari berbagai faktor. Perbedaan penyakit menular dan tidak menular berkisar pada penyebab, cara penyembuhan, jangka waktu, dan masih banyak lagi. Perlu Waspada, Ini 5 Penyakit Anak yang Bisa Menular Saat di Sekolah Perlu Waspada, Ini 5 Penyakit yang Bisa Menular Lewat Udara dari Mulut Waspada, Ini 7 Penyakit yang Dapat Ditularkan Oleh Gigitan Nyamuk Memahami perbedaan penyakit menular dan tidak menular juga membuat orang lebih waspada dan melakukan pencegahan sebelum terlambat. Perbedaan penyakit menular dan tidak menular juga merupakan pengetahuan dasar dalam dunia kesehatan sehari-hari. Berikut perbedaan penyakit menular dan tidak menular dilihat dari berbagai faktor, dirangkum dari berbagai sumber, Minggu 1/9/2019.Mengenal Penyakit MenularIlustraasi foto Liputan 6Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO, penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme, seperti bakteri atau parasit, yang dapat menyebar dari orang ke orang atau dari hewan ke orang. Penyakit menular mudah menyebar melalui bakteri, virus, parasit dan jamur melalui kontak dengan orang lain atau hewan. Menurut WHO, penyakit menular yang paling umum adalah HIV / AIDS, TBC, malaria, dan infeksi saluran pernapasan bawah. Pneumonia adalah penyakit menular lain yang dapat menyebabkan kematian anak-anak yang sangat muda dan sangat fatal bagi bayi yang memiliki berat badan lahir rendah atau sistem kekebalan tubuh yang lemah. Saat ini, tingkat global penyakit menular menurun berkat kemajuan dalam program vaksinasi dan pengembangan obat; Namun, penyakit menular masih menimbulkan bahaya yang Penularan Penyakit dan RisikonyaIlustraasi foto Liputan 6Beberapa cara penyebaran penyakit menular adalah dengan 1. kontak fisik dengan orang yang terinfeksi, seperti melalui sentuhan staphylococcus, hubungan seksual gonore, HIV, penularan tinja / oral hepatitis A, atau tetesan influenza, TB. 2. kontak dengan permukaan atau benda yang terkontaminasi virus Norwalk, makanan salmonella, E. coli, darah HIV, hepatitis B, atau air kolera. 3. gigitan serangga atau hewan yang mampu menularkan penyakit nyamuk malaria dan demam kuning; kutu wabah; dan bepergian melalui udara, seperti TBC atau Mencegah Penyakit MenularSiapkan Makanan dengan Aman Makanan bisa membawa kuman. Cuci tangan, peralatan, dan permukaan saat menyiapkan makanan apa pun, terutama daging mentah. Selalu cuci buah dan sayuran. Masak dan simpan makanan pada suhu yang tepat. Jangan Bagikan Barang Pribadi Hindari berbagi barang pribadi yang tidak dapat didesinfeksi, seperti sikat gigi dan pisau cukur, atau berbagi handuk. Jarum tidak boleh dibagi, hanya boleh digunakan sekali, dan kemudian dibuang dengan benar. Dapatkan Vaksinasi Vaksin dapat mencegah banyak penyakit menular. Ada vaksin untuk anak-anak dan orang dewasa yang dirancang untuk memberikan perlindungan terhadap banyak penyakit menular. Ada juga vaksin yang direkomendasikan atau diperlukan untuk perjalanan ke bagian dunia Penyakit Tidak MenularIlustrasi Foto Orang Sakit iStockphotoPenyakit tidak menular juga dikenal sebagai penyakit kronis, cenderung berlangsung lama dan merupakan hasil dari kombinasi faktor genetik, fisiologis, lingkungan dan perilaku. Penyakit tidak menular membunuh 41 juta orang setiap tahun, setara dengan 71% dari semua kematian secara global. Menurut WHO, jenis utama penyakit tidak menular adalah penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke, kanker, penyakit pernapasan kronis seperti penyakit paru obstruktif kronis dan asma dan Risiko Penyakit Tidak MenularIlustrasi Penyakit kardiovaskular sumber iStockphotoFaktor risiko perilaku yang dapat dimodifikasi Perilaku yang dapat dimodifikasi, seperti penggunaan tembakau, aktivitas fisik, makanan tidak sehat, dan penggunaan alkohol yang berbahaya, semuanya meningkatkan risiko penyakit tidak menular. Tembakau menyumbang lebih dari 7,2 juta kematian setiap tahun termasuk dari dampak pajanan terhadap perokok pasif, dan diproyeksikan akan meningkat tajam pada tahun-tahun mendatang. 4,1 juta kematian tahunan disebabkan oleh kelebihan asupan garam / natrium. Lebih dari setengah dari 3,3 juta kematian tahunan yang disebabkan oleh penggunaan alkohol berasal dari penyakit tidak menular, termasuk kanker. 1,6 juta kematian setiap tahun dapat dikaitkan dengan aktivitas fisik yang tidak mencukupi. Faktor risiko metabolik Faktor-faktor risiko metabolik berkontribusi terhadap empat perubahan metabolisme utama yang meningkatkan risiko penyakit tidak menular - tekanan darah meningkat - kelebihan berat badan/obesitas - hiperglikemia kadar glukosa darah tinggiCara Mencegah Penyakit Tidak MenularIlustraasi foto Liputan 6Berhenti merokok Berhenti merokok atau tidak pernah mulai menurunkan risiko masalah kesehatan yang serius, seperti penyakit jantung, kanker, diabetes tipe 2, dan penyakit paru-paru, serta kematian dini — bahkan untuk perokok lama. Pola makan sehat Makan sehat membantu mencegah, menunda, dan mengelola penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan penyakit kronis lainnya. Pola makan yang seimbang antara buah-buahan, sayuran, biji-bijian, daging tanpa lemak, dan produk susu rendah lemak adalah penting pada segala usia. Aktivitas fisik Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu Anda mencegah, menunda, atau mengelola penyakit kronis. Lakukan aktivitas fisik sedang seperti jalan cepat atau berkebun selama setidaknya 150 menit seminggu.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Contoh kasusKelompok merah menjadi pemenang I dalam lomba balap karung. Ruminah menjadi juara pertama dalam undian jalan sehat kemarin. ***Setiap menjelang bulan Agustus, di tiap kampung, desa, perumahan, hingga perkantoran, diadakan lomba dalam rangka memperingati HUT kemerdekaan RI. Nah, tak jarang kita temui kata juara dan pemenang. Pemakaiannya bersaing di masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Namun, belum banyak yang paham perbedaan dua kata tersebut. Berbeda? Ya, juara dan pemenang memiliki makna yang berbeda sehingga penggunaannya dalam kalimat juga perlu mendapat perhatian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, terdapat penjelasan sebagai berikut. juara orang regu yang mendapat kemenangan dalam pertandingan terakhirahli; terpandai dalam suatu pelajaran dan sebagainyapendekar; jagoanpengatur dan pelerai dalam persabungan ayampemimpin peralatan pesta dan sebagainya.pemenang orang atau pihak yang menangBerdasar penjelasan di atas, kini kita dapat memperbaiki contoh kasus dalam dua kalimat pada awal tulisan ini. Kelompok merah menjadi juara dalam lomba balap karung. Ruminah menjadi pemenang pertama dalam undian jalan sehat kemarin. Catatan Yang perlu diingat, juara sudah bermakna orang regu yang mendapat kemenangan dalam pertandingan terakhir final. Jadi, kita tidak perlu menambahi pertama, kedua, atau ketiga di belakang kata ”juara.” Yang lebih tepat adalah pemenang I, pemenang II, dan seterusnya. Surabaya, 24 Juli 2011SumberKBBI Pusat BahasaBuku Praktis Bahasa Indonesia 1 & 2 Pusat Bahasa Lihat Bahasa Selengkapnya
Strata untuk Pemenang 22 Februari 2019 Opini Dibaca 2455 kali Juara Yang Bukan Juara Kurangnya Apresiasi Pada Juara 1 Foto Iconfinder Kebiasaan masyarakat memang untuk memberikan seabrek titel juara. Juara 1, 2, 3, belum lagi juara harapan dan juara favorit. Seakan titel tersebut harus dibagi rata agar "semua kebagian". - Lagi-lagi kuliah menyadarkanku. Kali ini tentang alasan kenapa negeri ini kurang maju dibandingkan negara lain. Kompetitif. Walaupun tes masuk sekolah negeri dan tes ASN juga begitu kompetitif, tapi nyatanya untuk perlombaan tertentu bangsa ini masih terlalu ramah untuk “membagi pemenang”. Juara 1 bukan hal yang terlalu penting, karena ada juara 2 dan juara 3. Bahkan jika diperhatikan dalam tangga para pemenang, juara 2 diposisikan sejajar dengan juara 3. Jadi di mana hirarkinya? Di mana kebanggaannya? Belum lagi ada Harapan 1, Harapan 2, dan Harapan 3. Seakan negeri ini tak beranjak juga dari kesalahan karena terlalu “mengharap”. Oh, istilah harapan sendiri juga tereduksi maknanya akibat pencatutannya dengan romansa-romansa yang tidak dewasa. Oh iya, belum lagi juara favorit. Duh, terus bedanya juara 1 sama juara favorit itu apa? Berbicara mengenai juara 1, 2, dan 3, aku masih terpikir oleh ajang pencarian bakat di TV nasional. Betapa banyak obrolan “juara 1 itu cuma juara di kompetisi, malah juara aslinya itu juara 2 atau 3 yang lebih terkenal lagu-lagunya”. Betapa kurang apresiasinya masyarakat kita ini pada juara 1. Coba bandingkan dengan negara lain di mana hal yang utama adalah menjadi yang kesatu. Tidak ada istilah pemenang kedua dan ketiga. Hal receh seperti strata pemenang itu sedikit-banyak cukup mengasyikkan ketika dihubungkan dengan konteks yang ada di negeri ini bukan? Penulis Anita FitriyaniTAG satire sosial BACA JUGA
perbedaan juara umum dan juara 1