Didalam cerita hikayat ada banyak sekali manfaat yang bisa kamu ambil. Nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat adalah nilai agama, nilai sosial, nilai budaya, nilai moral, dan nilai pendidikan. Dalam pembelajaran sebelumnya, kamu sudah memahami tentang mengidentifikasi nilai-nilai dalam hikayat. Sekarang kamu akan belajar untuk menganalisis nilai-nilai dalam hikayat mana yang masih seuai nilainilai dalam hikayat disebut juga nilai ekstrinsik. nilai-nilai tersebut sebagai berikut: 1. nilai religi (agama) nilai agama adalah nilai yang berkaitan dengan ajaran agama. nilai religi ditandai dengan penyebutan nama Tuhan, makhluk ghaib, dosa, pahala, surga dan neraka. organisasiekonomi. alat-alat, dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama) organisasi kekuatan (politik) mengemukakan terdapat 7 unsur budaya atau kebudayaan yang sifatnya secara universal yaitu : bahasa. sistem pengetahuan. sistem teknologi, dan peralatan. MengembangkanMakna (Isi dan Nilai) Hikayat. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia. Kelas : X. Jurusan : Umum. Materi : Hikayat. Alokasi Waktu : 60 menit. Hikayat Si Miskin Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya. A Mengidentifikasi Nilai-nilai dan Isi Hikayat B. Mengembangkan Makna (Isi dan Nilai) Hikayat C. Membandingkan Nilai dan Kebahasaan Hikayat dengan Cerpen D. Mengembangkan Cerita Rakyat ke dalam Bentuk Cerpen i ii xiii 1 7 9 22 32 43 51 53 63 67 75 79 81 85 93 98 105 107 125 127 139 Bahasa Indonesia v MacamMacam Nilai. Meskipun hikayat merupakan karya sastra klasik warisan dari masyarakat zaman dahulu, nilai-nilai tersebut ada yang masih relevan dengan kehidupan masa sekarang. Nilai-nilai yang relevan itu dapat kalian tiru, ikuti dan terapkan. Akan tetapi, pada modul ini hanya akan dibahas nilai moral, sosial, budaya, edukasi, dan religius. nNOEd. B. Mengembangkan Makna Isi dan Nilai Hikayat Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu 1. mengidentifikasi nilai-nilai dalam hikayat yang masih sesuai dengan kehidupan saat ini; 2. menjelaskan kesesuaian kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini dengan menggunakan teks eksposisi. Dalam pembelajaran sebelumnya, kamu sudah belajar mengidentifikasi nilai-nilai dalam hikayat. Sekarang kamu akan belajar menganalisis nilai- nilai dalam hikayat mana yang masih seuai dengan kehidupan saat ini. Kegiatan 1 Mengidentifikasi Nilai-nilai dalam Hikayat yang Masih Sesuai dengan Kehidupan Saat ini Perhatikan contoh berikut ini. Kutipan Hikayat Analisis Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. “Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri.” Terdapat nilai budaya yaitu mencari menantu melalui sayembara. Nilai budaya ini sudah tidak sesuai dengan kehidupan saat ini. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, ikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Terdapat nilai didaktis yaitu kewajiban untuk mempelajari berbagai bidang ilmu baik ilmu agama maupun ilmu dunia. Nilai didaktis ini masih sesuai dengan kehidupan saat ini. 125 Bahasa Indonesia Tugas Bacalah hasil analisis nilai-nilai yang terkandung dalam Hikayat Bayan Budiman di atas, kemudian analisislah apakah nilai-nilai tersebut masih sesuai dengan kehidupan saat ini. Kegiatan 2 Menjelaskan Kesesuaian Nilai-nilai dalam Hikayat dengan Kehidupan Saat ini dalam Teks Eksposisi Pada bagian terdahulu kamu sudah mempelajari teks eksposisi yaitu teks yang digunakan untuk menyampaikan suatu pendapat disertai dengan argumen yang mendukung. Dalam bagian ini kamu akan belajar menjelaskan bagaimana kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini dengan menggunakan teks eksposisi. Kamu dapat menggunakan nilai-nilai yang telah kamu identifikasi dalam kegiatan pembelajaran sebelumnya. Perhatikan contoh berikut ini. Nilai dalam Hikayat Tesis Pernyataan Sikap Nilai didaktis yaitu kewajiban untuk mempelajari berbagai bidang ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu dunia. Hingga saat ini, kewajiban menuntut ilmu baik ilmu umum maupun ilmu agama masih relevan. Contoh pengembangan tesis dalam teks eksposisi Hingga saat ini, menuntut ilmu baik ilmu umum maupun ilmu agama masih relevan. Masyarakat masih memegang teguh nilai edukasi ini. Hal ini dapat kita lihat dari makin besarnya ketertarikan orang tua mengirim anak-anaknya ke sekolah yang mengintegrasikan pendidikan umum dan agam seperti Islamic Boarding School, ramainya Sekolah Minggu, dan sebagainya. Buku-buku berisi pendidikan agama juga makin laris dibeli. Bahkan, pemerintah melalui pembelajaran saat ini menetapkan keharusan mengntegrasikan nilai-nilai agama pada semua mata pelajaran. Kelas X SMAMASMKMAK 126 Tugas Buatlah tesis berdasarkan nilai-nilai dalam hikayat yang masih relevan dengan kehidupan saat ini. Selanjutnya kembangkanlah tesis tersebut ke dalam teks eksposisi. C. Membandingkan Nilai dan Kebahasaan Hikayat dengan Cerpen Menyadarkan seseorang untuk insyaf dan berbuat baik. Maka diberilah ia cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam. Burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya. Sosial Membantu orang lain. Bayan yang bijak bukan sahaja dapat menyelamatkan nyawanya tetapi juga dapat menyekat isteri tuannya daripada menjadi isteri yang curang. Dia juga dapat menjaga nama baik tuannya serta menyelamatkan rumah tangga tuannya. Pendidikan Seorang anak dibiasakan untuk menuntut ilmu agama mengaji. Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka di serahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun. Semua nilai diatas masih berlaku dalam kehidupan saat ini. B. Mengembangkan Makna Isi dan Nilai Hikayat Ind 1 Menganalisis nilai-nilai dalam hikayat yang masih sesuai dengan kehidupan saat ini. Ind 2 Menjelaskan kesesuaian kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini dengan menggunakan teks eksposisi. PROSES PEMBELAJARAN B KEGIATAN 1 Menganalisis Nilai-nilai dalam Hikayat yang Masih Sesuai dengan Kehidupan Saat ini Buku Guru Bahasa Indonesia 161 Petunjuk untuk Guru Pada awal pembelajaran, perlu kiranya guru menjelaskan konsep tentang nilai. Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Dalam karya sastra, nilai berwujud makna di balik apa yang dituliskan melalui unsur intrinsik seperti perilaku, dialog, peristiwa, seting, dan sebagainya. Ada yang berpendapat bahwa nilai adalah nasihat kebaikan yang disampaikan secara tersirat. Nilai berbeda dengan amanat yang disampaikan secara tersurat. Beberapa jenis nilai dalam karya sastra antara lain nilai reliji, moral, sosial, budaya, estetika dan edukasi. a. Nilai reliji adalah nilai yang dikaitkan dengan ajaran agama. Nilai reliji biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk ghaib, dosa-pahaa, serta surga-neraka. b. Nilai-nilai moral merupakan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya. c. Nilai sosial adalah nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai sosial biasanya dikaitkan dengan kepatutan dan kepantasan bila diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. d. Nilai budaya adalah nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun menurun di masyarakat. Ciri khas nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah masyarakat takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut karena takut’ sesuatu yang buruk akan menimpanya. e. Nilai estetika berkaitan dengan keindahan dan seni. f. Nilai edukasi adalah nilai yang berkaitan dengan pendidikan. Nilai bersifat abadi dan universal. Namun, ada beberapa nilai sosial dan budaya yang pada akhirnya menjadi tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Pembelajaran dalam bagian ini mengajak siswa untuk menganlisis nilai-nilai mana yang masih relevan dalam kehidupan masa sekarang. Berikut disajikan contoh hasil analisis tersebut. Nilai bersifat abadi dan universal. Namun, ada beberapa nilai sosial dan budaya yang pada akhirnya menjadi tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Kelas X SMAMASMKMAK 162 Perhatikan contoh berikut ini. Kutipan Hikayat Analisis Kandungan Nilai Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat menangkap Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. “Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri.” Terdapat nilai budaya yaitu mencari menantu melalui sayembara. Nilai budaya ini sudah tidak sesuai dengan kehidupan saat ini. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Terdapat nilai didaktis yaitu kewajiban untuk mempelajari berbagai bidang ilmu baik ilmu agama maupun ilmu dunia. Nilai didaktis ini masih sesuai dengan kehidupan saat ini. Tugas Siswa ditugaskan untuk menganalisis nilai yang terkandung dalam Hikayat Bayan Budiman di atas apakah nilai-nilai tersebut masih sesuai dengan kehidupan saat ini. Contoh Jawaban Kutipan Hikayat Analisis Kandungan Nilai Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka di serahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun. Hingga saat ini masyarakat masih memegang teguh nilai edukasi dengan memberikan pendidikan ilmu umum dan ilmu agama bagi anak-anaknya. Buku Guru Bahasa Indonesia 163 Maka bernasihatlah ditentang perbuatannya yang melanggar aturan Allah SWT. Nilai agama untuk saling mengajak dalam berbuat kebaikan dan mencegah keburukan masih dilakukan. Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut, lalu minta izinlah dia kepada istrinya. Di masyarakat saat ini nilai moral suami atau istri berpamitan kepada pasangannya saat hendak pergi atau bekerja masih tetap dilakukan. Hatta beberapa lama di tinggal suaminya, ada anak Raja Ajam berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok. Berkencanlah mereka untuk bertemu melalui seorang perempuan tua. Tindakan tidak setia’ pada pasangan hingga saat ini tetap dipegang oleh masyarakat sebagai tindakan yang bertentangan dengan nilai moral, budaya, bahkan agama. Maka diberilah ia cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam. Burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya. Keharusan untuk bertaubat, menghentikan perbuatan maksiat dan dosa sebagai nilai agama masih berlaku hingga saat ini. Bayan yang bijak bukan sahaja dapat menyelamatkan nyawanya tetapi juga dapat menyekat isteri tuannya daripada menjadi isteri yang curang. Dia juga dapat menjaga nama baik tuannya serta menyelamatkan rumah tangga tuannya. Tindakan menasihati dan mencegah orang lain berbuat dosa memang masih dipegang teguh oleh masyarakat. Namun, dalam kehidupan masyarakat perkotaan kepedulian ini semakin menghilang. PROSES PEMBELAJARAN B KEGIATAN 2 Menjelaskan Kesesuaian Nilai-nilai dalam Hikayat dengan Kehidupan Saat ini dalam Teks Eksposisi Dalam pembelajaran ini siswa diminta menyampaikan kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini dalam bentuk teks eksposisi. Oleh karena itu isi teks eksposisi yang dibuat harus memenuhi kriteria berikut ini. Kelas X SMAMASMKMAK 164 a Tesis atau pernyataan tentang kesesuaian sebuah nilai dengan kehidupan saat ini. Misalnya nilai sosial untuk saling menolong orang lain. b Argumentasi yang digunakan harus meruuk pada kehidupan saat ini yang masih menerapkan nilai-nilai tersebut. c Menggunakan struktur teks eksposisi tesis argumen pernyataan ulang dan kaidah kebahasaan teks eksposisi. Contoh Hingga saat ini, menuntut ilmu baik ilmu umum maupun ilmu agama masih relevan. Masyarakat masih memegang teguh nilai edukasi ini. Hal ini dapat kita lihat dari makin besarnya ketertarikan orang tua mengirim anak-anaknya ke sekolah yang mengintegrasikan pendidikan umum dan agam seperti Islamic boarding school, ramaintya sekolah Minggu, dan sebagainya. Buku-buku berisi pendidikan agama juga makin laris dibeli. Bahkan, pemerintah melalui Kurikulum 2013 menetapkan keharusan mengntegrasikan nilai-nilai agama pada semua matapelajaran melalui kompetensi inti keagamaan, yang biasa disebut KI 1. C. Membandingkan Nilai dan Kebahasaan Hikayat dengan Cerpen 1. Membandingkan Alur Cerita dalam Cerita Rakyat dan Cerpen Kalian telah memahami perbedaan karakteristik bahasa hikayat dengan cerpen. Dalam sub bagian ini, kamu akan belajar mengembangkan imajinasi dan kreasi untuk menuliskan kembali isi cerita rakyat/hikayat dalam bentuk cerpen. Salah satu unsur intrinsik yang sangat menentukan keberhasilan sebuah cerpen atau hikayat dalam menyampaikan cerita adalah alur. Alur adalah rangkaian peristiwa yang mempunyai hubungan sebab akibat yang membentuk satu rangkaian cerita yang satu karekteristik alur dalam hikayat selain beralur maju adalah menggunakan alur berbingkai. Alur mundur dalam sebuah cerita berarti cerita dimulai dari masa lalu ke masa kini, atau dari masa kini ke masa yang akan datang. Alur berbingkai artinya di dalam cerita ada cerita lain. Alur berbingkai dalam hikayat biasanya disajikan dengan menghadirkan tokoh lain yang bercerita tentang suatu contoh alur berbingkai dalam kutipan cerita rakyat/hikayat berikut cerita yang lain pula, Bayan bercerita mengenai pengorbanan seorang isteri. seorang puteri raja yang kejam telah membunuh 39 orang suaminya. suaminya yang keempat puluh telah berjaya menginsafkannya dengan sebuah cerita mengenai seekor rusa betina yang sanggup menggantikan pasangannya, rusa jantan, untuk disembelih. 2. Menulis Kerangka Kalian telah membandingkan isi dan kaidah kebahasaan hikayat dan cerpen, berikutnya kamu akan belajar mengubah isi cerita hikayat ke dalam bentuk cerpen. Sebelum menulis cerpen, kalian sebaiknya membuar kerangka. Kegiatan penulisan kerangka dilakukan agar dalam menulis cerpen bisa dilakukan dengan sistematis, yaitu dengan mengikuti kerangka yang telah dibuat sebelumnya. 3. Mengonversi Cerpen Setelah menulis kerangka, kegiatan selanjutnya adalah menulis cerpen berdasarkan cerita rakyat/ hikayat yang telah antara yang perlu kalian perhatikan dalam menulis cerpen adalaha. Mengubah alur cerita dari alur berbingkai menjadi alur Menggunakan bahasa yang ada pada cerita rakyat ke dalam bahasa Indonesia saat Menggunakan gaya bahasa yang sesuai menghindari kata-kata Tetap memertahankan nilai-nilai yang ada pada cerita kalian lebih memahami dalam mengembangkan cerita rakyat ke dalam bentuk cerpen tulislah cerpen dengan mengubah cerita yang ada dalam cerita rakyat. - Karakteristik hikayat adalah terdapat kemustahilan dalam cerita, kesaktian tokoh-tokohnya, anonim, istana sentris, dan menggunakan alur berbingkai cerita berbingkai. Berikut ini penjelasan singkat tentang karakteristik hikayat Karakteristik hikayat Mengutip Pengantar Pembelajaran Sastra 2017 karya Warsiman, ciri hikayat adalah Cerita rekaan berbentuk prosa; Berbahasa Melayu; Berisi kisah, sejarah, dongeng; Tokoh utama memiliki kehebatan; Biasanya tentang kehidupan orang-orang besar. Baca juga Hikayat Pengertian, Karakteristik, Nilai, Ciri Kebahasaan dan Contoh Sedangkan mengutip Kemdikbud RI, karakteristik hikayat adalah Terdapat kemustahilan dalam cerita; Terdapat kesaktian tokoh-tokohnya; Anonim; Istana sentris; Menggunakan alur berbingkai cerita berbingkai. Berikut ini penjelasan singkat masing-masing karakteristik hikayat Kemustahilan Menurut KBBI, pengertian mustahil adalah tidak mungkin terjadi. Kemustahilan dalam hikayat terdapat dalam teks, baik dari segi bahasa maupun dari segi cerita. Kemustahilan artinya sesuatu hal yang tidak logis atau tidak bisa dinalar oleh akal pikiran juga Pengertian Cerita Fantasi Kesaktian Menurut KBBI, kesaktian adalah kepandaian kemampuan berbuat sesuatu yang bersifat gaib melampaui kodrat alam atau kekuasaan gaib. Para tokoh yang terdapat dalam hikayat biasanya memiliki kesaktian yang melebihi orang biasa. Anonim Menurut KBBI, anonim adalah tanpa nama, tidak beridentitas, awanama atau tidak ada penandatangannya. Salah satu ciri cerita rakyat, termasuk hikayat, adalah anonim. Anonim artinya tidak diketahui secara jelas siapa nama pencerita atau pengarang cerita tersebut. Penyebabnya, cerita rakyat hikayat biasanya disampaikan secara lisan. Baca juga Karakteristik Teks Eksplanasi Istana sentris Maksud dari istana sentris adalah hikayat sering bertema dan berlatar kerajaan. Dalam hikayat seringkali tokohnya adalah raja, pangeran, puteri, dan orang terdekat keluarga kerajaan. Alur berbingkai Alur adalah rangkaian peristiwa yang mempunyai hubungan sebab akibat yang membentuk satu rangkaian cerita yang utuh. Skip to content Halo Teman KOCO! Kamu tahu ngga apa itu hikayat? Jadi hikayat adalah salah satu karya sastra lama berbentuk prosa dalam bahasa Melayu. Hikayat berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Dengan membaca hikayat bisa membangkitkan semangat juang dan pelipur hara, seperti misalnya salah satu contoh hikayat yang terkenal, yaitu “Raja-Raja Pasai”, dan “Perang Palembang”. Hikayat tersebut menjadi salah satu sumber sejarah Kerajaan Samudera Pasai dan perang Palembang. Selanjutnya, Minco akan menjelaskan bagaimana cara mengidentifikasi nilai dan mengembangkan makna dari hikayat. Kalau begitu simak terus penjelasannya ya! Apa Itu Hikayat Sebelum Minco menjelaskan lebih lanjut, ayo kenali hikayat dengan lebih lengkap dan jelas. Seperti yang sudah dijelaskan di atas hikayat adalah salah satu bentuk karya sastra lama berbentuk prosa dalam bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Istilah kata hikayat berasal dari kata serapan, yaitu haka yang berarti cerita. Tetapi, secara harfiah berarti kenang-kenangan yang merupakan sinonim dari riwayat atau tarikh. Hikayat dapat dibedakan menjadi cerita rakyat, epos, dongeng, sejarah, dan bigorafi, serta cerita berbingkai. Penulis hikayat disebut pujangga, yang memiliki tujuan untuk mengekspresikan pemikirannya dalam bentuk prosa rekaan sebagai pelipur lara. Cara Mengidentifikasi Isi Pokok Cerita Hikayat Mengidentifikasi isi pokok cerita hikayat ini dilakukan agar kamu dapat memahami isi pokok dan mencari pokok-pokok isi setiap bagiannya. Kamu dapat mengidentifikasi isinya dengan membaca seluruh isi hikayat dengan cermat, kemudian membuat pertanyaan yang berdasarkan pada ADIKSIMBA, yaitu apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana. Lalu menentukan sinopsis menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Berikut contoh sinopsisnya. Hikayat ini menceritakan tentang dua putra raja, kembar, yang bernama Indera Bangsawan dan Syah Peri. Baginda Raja menguji siapa yang paling layak menjadi penggantinya. Ia kemudian menyuruh kedua putra kembarnya untuk mencari buluh perindu. Dalam perjalanan, keduanya terpisah karena hujan dan badai yang sangat Peri berhasil menolong Putri Ratna Sari dan dayang-dayangnya yang ditawan Garuda. Akhirnya Syah Peri menikah dengan Putri Ratna Sari. Di tempat lain, Indera Bangsawan sampai ke Negeri Antah Berantah yang dikuasai oleh Buraksa. Raja Kabir, Raja Negeri Antah Berantah membuat sandiwara siapa saja yang dapat mengalahkan Buraksa akan dijadikan menantunya. Suatu hari, Syah Peri datang dan menolongnya untuk mengalahkan Buraksa. Akhirnya, Indera Bangsawan menikah dengan Putri Kemala Sari setelah berhasil membunuh Buraksa. Dikutip dari Buku Bahasa Indonesia SMA Kelas X, Edisi Revisi, JakartaKemendikbud, 2017 Cara Mengidentifikasi Karakteristik Hikayat Bila tadi kita membahas cara mengidentifikasi isi pokok hikayat, maka sekarang adalah karakteristiknya. Adapun karakteristik dari hikayat, antara lain, kemustahilan dalam cerita, kesaktian tokoh-tokohnya, anonim, istana sentris, dan menggunakan alur berbingkai atau cerita berbingkai. Berikut penjelasan masing-masing karakteristiknya. Kemustahilan, artinya isi cerita yang terdapat dalam hikayat adalah hal yang tidak logis dan tidak masuk dinalar. Kesaktian, maksudnya tokoh-tokohnya memiliki kelebihan lain dari manusia biasa, sehingga disebut sakti. Anonim, artinya tidak diketahui secara jelas siapa pengarangnya. Istana sentris, memiliki latar tempat dan tokoh yang menceritakan kehidupan istana. Alur berbingkai, memiliki arti di dalam cerita terdapat cerita lain. Inilah contoh mengidentifikasi karakteristik hikayat Kutipan HikayatKarakterisitik HikayatMaka berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita tersebut. Maka Bayanpun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat memperlalaikan perempuan itu. Hatta setiap malam, Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak raja itu, dan setiap berpamitan dengan bayan. Maka diberilah ia cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam. Burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari menggunakan istana sentris, karena memiliki latar kerajaan. Mengembangkan Makna atau Nilai Hikayat Makna atau nilai hikayat yang dimaksud ini berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Seperti yang diketahui, nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Dalam karya sastra, nilai berwujud makna di balik apa yang dituliskan melalui unsur intrinsik seperti perilaku, dialog, peristiwa, seting, dan sebagainya. Nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat, nilai moral, nilai agama, nilai sosial, dan nilai budaya. Berikut contohnya. Kutipan HikayatAnalisis“Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari, sebagai upeti. Kalau tiadademikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. “Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri.”Terdapat nilai budaya yaitu mencari menantu melalui sayembara. Nilai budaya ini sudah tidak sesuai dengan kehidupan saat ini.“Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan.”Terdapat nilai didaktis yaitu kewajiban untuk mempelajari berbagai bidang ilmu baik ilmuagama maupun ilmu dunia. Nilai didaktis ini masih sesuai dengankehidupan saat ini. Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai mengidentifikasi dan mengembangkan makna hikayat . Bagaimana, Teman KOCO? Apakah penjelasan di atas membuat kamu jadi lebih paham? Nah, kalau kamu ada pertanyaan seputar mengidentifikasi dan mengembangkan makna hikayat, tulis di kolom komentar, ya. Jangan lupa juga untuk sering-sering latihan soal atau menonton video untuk meningkatkan pemahaman kamu mengenai cabang ilmu Bahasa Indonesia ini. Kamu bisa mendownload rangkuman materi gratis, menonton video pembelajaran dan bertanya langsung dengan guru menggunakan KOCO Star lho! Klik banner dibawah ini untuk dapatkan aksesnya. Post Views 25 Post navigation

bagaimana mengembangkan makna dalam hikayat